Penyempitan dari rongga pelvis dapat menimbulkan distosia saat
persalinan. Penyempitan rongga pelvis yang dapat terjadi antara lain
penyempitan pintu atas panggul (pelvic inlet), penyempitan pintu tengah
panggul (midpelvis), dan penyempitan pintu bawah panggul (pelvic
outlet), serta kombinasi antara ketiganya.
Penyempitan pintu atas panggul (contracted pelvic inlet)
Pintu bawah panggul dianggap sempit apabila konjugata vera (diameter
anteroposterior) kurang dari 10 cm dan diameter transversa kurang dari
12 cm1,2. konjugata vera diperiksa dengan cara mengukur konjugata
diagonal sehingga didapatkan penilaian kasar konjugata obstetri yang
biasanya memiliki diameter 1,5 cm lebih kecil dibandingkan konjugata
diagonal. Oleh karena itu penyempitan pintu atas panggul sering
didefinisikan sebagai ukuran konjugata diagonal kurang dari 11,5 cm.
Dengan menggunakan pelvimetri klinis dan pelvimetri imaging kita dapat
menentukan apakah kepala janin dapat melewati konjugata vera. Seringkali
korpus vertebra S1 terdorong ke depan atau perubahan letak tinggi dan
inklinasi simfisis pubis sehingga dapat terjadi kesalahan perbandingan
diameter anteroposterior dengan kepala janin.
Untuk kepentingan persalinan maka diameter biparietal fetus yang berada
dalam batas normal berkisar 9,5-9,8 cm, oleh karena itu persalinan akan
menjadi sulit apabila fetus harus melewati ruangan konjugata vera kurang
dari 10 cm. Mengert pada tahun 1948 dan Kaltreider pada tahun 1952
dengan menggunakan pelvimetri sinar X untuk menunjukan insidensi
persalinan sulit meningkat sesuai dengan konjugata vera kurang dari 10
cm atau diameter transversa kurang dari 12 cm. Bila terjadi penyempitan
kedua diameter di atas maka kemungkinan terjadi distosia semakin besar.
Selain kedua diameter diatas, konfigurasi bentuk panggul seperti dalam
klasifikasi Caldwell-Moloy juga menentukan terjadinya distosia.
Wanita yang memiliki ukuran tubuh yang kecil memiliki kecenderungan
untuk memiliki panggul yang kecil, tetapi wanita tersebut juga memiliki
kecenderungan untuk memiliki bayi yang kecil. Thoms pada tahun 1937
melakukan studi terhadap 326 nulipara, dan menemukan bahwa rata-rata
berat lahir bayi pada wanita dengan panggul kecil jauh lebih kecil
dibandingkan dengan wanita dengan panggul medium atau luas.
Pintu panggul atas yang menyempit memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan keadaan presentasi yang abnormal. Pada pasien nulipara yang
normal bagian presentasi terbawah janin saat kehamilan aterm biasanya
telah turun sebelum waktu persalinan mulai ( +36 minggu). Namun pada
panggul yang menyempit, penurunan bagian bawah janin biasanya tidak
terjadi sampai setelah waktu persalinan dimulai. Pada keadaan kepala
janin yang tidak dapat melewati pintu atas panggul sehingga menyebabkan
kepala dengan sedikit gangguan dari luar dapat berpindah sehingga
presentasi terbawah janin dapat berubah. Pada wanita dengan panggul
yang sempit maka frekuensi presentasi muka dan bahu ditemukan tiga kali
lebih sering, dan prolaps tali pusat ditemukan 4-6 kali lebih sering.
Resiko terjadinya prolaps tali pusat meningkat pada wanita dengan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar